Ambon Maniise...
PERKEMBANGAN MORFOLOGI KOTA AMBON
Kota adalah simbol peradaban. Kota akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, teknologi, dan fisik. Dalam hal ini perencanaan dan perencangan kota sangatlah penting sebagai pengendali perkembangan kota melalui proses yang membawa implikasi pola morfologi kota.
Morfologi kota merupakan kesatuan elemen-elemen pembentuk kota yang didalamnya mencakup aspek bangunan, sistem sirkulasi, ruang terbuka, prasarana kota, pola tata ruang, dan komposisi lingkungan terbangun terhadap pola bentuk kawasan.
Salah satu kota di Indonesia yang mengalami perkembangan morfologi, yaitu Kota Ambon. Kota Ambon adalah ibu kota Provinsi Maluku. Kota ini memiliki luas wilayah 377 km2. Secara astronomis kedudukan wilayah Kota Ambon terletak diantara : 30-40 lintang selatan dan 1280-1290 bujur timur. Rata-rata topografi wilayah Kota Ambon agak datar mulai dari pesisisr sampai dengan wilayah permukiman. Morfologi daratan Kota Ambon bervariasi dari datar, bergelombang, berbukit, serta bergunung dengan lereng dominan agak landai hingga curam.
Kota Ambon selain dikenal sebagai ibu kota Provinsi Maluku, jauh sebelumnya ratusan tahun yang lalu, kota ini sudah menjadi markas pusat pemerintahan Portugis, lalu markas pusat pemerintahan Gubernur Jendral Belanda, selain Kota Jakarta. Bahkan para saudagar dari negeri Cina, Arab, India pun berdatangan sejak saat itu. Kota ini juga memiliki julukan ‘Ambon Manise’. Oleh karena itu, Kota Ambon memiliki moroflogi kota bergaya Eropa. Dalam konteks historis sebenarnya keberadaan bangunan peninggalan Belanda merupakan potensi (aset) yang dapat dikembangkan bagi perkembangan arsitektur Kota Ambon. Melalui aturan-aturan “produk” kolonial, ternyata telah memberikan “warna” pada bentukan fisik lingkungan baik gaya arsitektur maupun pola-pola tata ruang yang terbentuk. Selain bentuk bangunan yang penuh historis, Kota Ambon juga terkenal dengan keindahan alamnya yang dikelilingi perbukitan, laut, dan teluk yang indah.
Pada tahun 1999 hingga awal 2004 semua keindahan Kota Ambon hancur baik fisik maupun nonfisik akibat konflik sosial yang terjadi disana. Menurut pendapat saya, hal inilah yang mendasari Kota Ambon harus memperbaiki pembangunan kembali kotanya dan mengalami perkembangan morfologi. Pemerintah Kota Ambon melakukan perbaikan sarana prasarana umum untuk kesejahteraan penduduknya, seperti membangun perumahan, fasilitas pendidikan, kesehatan, drainase, penerangan jalan lingkungan. Pemerintah Kota Ambon menjadi Kota Ambon menjadi 3 kawasan, yaitu
· Kawasan Passo merupakan kawasan yang berada di pusat Kota Ambon. Kawasan ini ditujukan untuk sentra ekonomi baru dan untuk pengembangan perumahan dan permukiman baru baik untuk rumah tinggal maupun ruko (toko).
· Kawasan batu merah merupakan kawasan sentra ekonomi Kota Ambon dan pengembanan industri rumah tangga yang berkembang di kawasan tersebut, dan melakukan peningkatan lingkungan ke arah yang lebih sehat.
· Kawasan rumah tiga merupakan kawasan yang dikembangkan sebagai kawasan pendidikan dan penelitian.
Melalui pengembangan kawasan tersebut diharapkan dapat memperbaiki dan membangun Kota ambon seperti semula.
Jadi hal terpenting yang harus diperhatikan Pemerintah Kota Ambon dalam proses pembangunan, yaitu melakukan pengendalian perkembangan kota harus tetap mempertahankan unsur histori pembentukan kota agar tidak kehilangan karakteristik spesifik Kota Ambon itu sendiri.
sumber : http://ambon.go.id/
0 Response to "Ambon Maniise..."
Post a Comment